JABAR21.ONLINE
KAB. BANDUNG – Gelaran Pasar Pasisian Leuweung di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda resmi menjadi penutup tahun 2024 dengan penuh kebanggaan. Acara yang menghadirkan produk unggulan masyarakat ini mendapatkan apresiasi luas, termasuk dari Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, dan Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, Mahfudz MP, yang turut hadir pada Minggu (22/12/2024).
Bey Machmudin menyebutkan bahwa pasar yang telah digelar sebanyak 24 kali sepanjang tahun ini telah menjadi model pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis wisata. “Program ini akan direplikasi di beberapa provinsi lain. Hasil dari rakyat untuk rakyat seperti ini semakin mendekatkan produk lokal kepada konsumen,” ujar Bey.
Pasar ini tidak hanya memamerkan hasil hutan terbaik, kuliner UMKM, dan kerajinan unik, tetapi juga memberikan edukasi tentang pentingnya pelestarian hutan. Acara ini menjadi perpaduan sempurna antara ekonomi, edukasi, dan hiburan.
Dorongan Ekspor Produk Lokal
Dalam kesempatan tersebut, Bey juga mendorong peningkatan ekspor produk unggulan Jawa Barat, seperti teh yang sudah menembus pasar Singapura. Ia mengusulkan agar ekspor dilakukan lebih rutin melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka.
“Kami akan mengatur agar ekspor lebih terjadwal dan rutin, tidak hanya dua minggu sekali, sehingga mendukung pelaku usaha lokal,” tegasnya.
Model Inovatif Pemberdayaan Masyarakat
Plt. Sekjen Kementerian Kehutanan, Mahfudz MP, menilai Pasar Pasisian Leuweung sebagai model pemberdayaan masyarakat yang inovatif. Ia menekankan pentingnya pengelolaan kawasan hutan yang berkelanjutan, yang kini mulai mengintegrasikan pasar fisik dan digital.
“Konsep ini tidak hanya mendorong ekonomi lokal tetapi juga menciptakan peluang ekspor bagi komoditas unggulan seperti kopi, aren, dan mangga gincu. Ini adalah langkah konkret yang harus ditiru daerah lain,” jelas Mahfudz.
Mahfudz juga mengapresiasi keberadaan petani muda Jawa Barat yang mulai beradaptasi dengan kombinasi pasar fisik dan digital. Hal ini, menurutnya, menjadi langkah penting dalam pengembangan sektor pertanian modern yang lebih kompetitif.
Wisata Edukasi yang Menginspirasi
Pasar Pasisian Leuweung juga menyuguhkan daya tarik wisata, mulai dari kehadiran rusa, eksplorasi Goa Jepang, hingga program edukasi hutan. Konsep ini disebut Mahfudz sebagai langkah strategis untuk mengembangkan kawasan wisata berbasis ekonomi rakyat yang dapat diadopsi oleh wilayah lain di Indonesia.
“Kombinasi antara pasar dan pariwisata ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih luas, baik di Jawa maupun luar Jawa,” ujarnya.
Dengan sinergi bersama kementerian terkait, seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pasar Pasisian Leuweung menjadi bukti bahwa pelestarian hutan bisa sejalan dengan penguatan ekonomi rakyat dan pengembangan wisata.
Gelaran ini tidak hanya menutup tahun dengan kesuksesan, tetapi juga membuka peluang besar bagi masa depan pengelolaan hutan berbasis ekonomi kreatif.