*BANDUNG BARAT* – Lima Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengikuti debat pamungkas Pilkada Bandung Barat 2024 yang berlangsung di Hotel Novena, Lembang, pada Senin malam (18/11/2024).
Debat ini mengangkat tema, “Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel dan Inovatif untuk Mewujudkan Pelayanan Publik yang Berkeadilan Bagi Masyarakat Bandung Barat”.
Dalam kesempatan tersebut, masing-masing Paslon diberi kesempatan untuk memaparkan visi, misi, dan program-program mereka terkait tema debat.
*Paslon Nomor Urut 1*, Didik Agus Triwiyono-Gilang Dirgahari (Dilan), menyampaikan komitmen mereka untuk memberantas korupsi yang telah merusak citra Bandung Barat. Didik menyoroti rendahnya skor Kabupaten Bandung Barat dalam survei KPK yang menempatkan daerah ini pada posisi terbawah dengan skor 60,16, menduduki urutan 27 dari 27 kabupaten/kota yang disurvei. “Ini adalah kondisi yang memprihatinkan. Banyak keluhan masyarakat terkait pelayanan publik yang buruk,” ujar Didik, mengungkapkan bahwa mereka akan fokus pada perbaikan sistem pemerintahan yang lebih bersih dan transparan.
*Paslon Nomor Urut 2*, Jeje Ritchie Ismail-Asep Ismail (Berjamaah), menyinggung ketertinggalan Bandung Barat dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat. Menurut mereka, ketertinggalan ini terjadi karena kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap pembangunan daerah. “Daerah lain seperti Depok, Karawang, dan Kabupaten Bandung sudah mengalami kemajuan pesat, sementara di Bandung Barat rata-rata penduduknya masih belum lulus SMP. Inti masalahnya bukan soal anggaran, tetapi kurangnya kepedulian pemerintah terhadap masyarakat,” ungkap Jeje.
Sementara itu, *Paslon Nomor Urut 3*, Hengki Kurniawan-Ade Sudradjat Usman (Hade), mengungkapkan kesiapan mereka untuk terus meningkatkan pelayanan publik di Bandung Barat. Hengki menyoroti tingkat kepuasan publik yang tinggi selama masa kepemimpinannya, yang mencapai 76,07 persen. “Angka ini menjadi motivasi kami untuk terus melakukan inovasi dalam pelayanan publik yang lebih baik,” ujar Hengki, menegaskan komitmen mereka untuk melanjutkan dan meningkatkan pelayanan bagi masyarakat Bandung Barat.
*Paslon Nomor Urut 4*, Edi Rusyandi-Unjang Asari (Edun), mengkritik kinerja pemerintahan sebelumnya, yang mereka anggap penuh dengan masalah, terutama terkait birokrasi dan defisit anggaran. Edi menilai hubungan antara Bupati dan Wakil Bupati yang tidak harmonis telah mengganggu jalannya pemerintahan. “Selama lima tahun terakhir, kami melihat adanya masalah besar dalam birokrasi, rotasi dan mutasi pejabat yang bermasalah, serta keterlambatan pembayaran gaji pegawai dan kepala desa,” kata Edi. Paslon Edun berkomitmen untuk mengelola pemerintahan dengan serius dan lebih transparan jika terpilih, dan menjamin bahwa hubungan antara Bupati dan Wakil Bupati akan harmonis dari awal hingga akhir masa jabatan.
Terakhir, *Paslon Nomor Urut 5*, Sundaya-Asep Ilyas, berkomitmen untuk memperbaiki birokrasi dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Bandung Barat. Sundaya menyoroti tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di wilayah tersebut, dengan sekitar 180 ribu masyarakat miskin dan 76 ribu pengangguran. “Kami siap menjawab tantangan ini dengan menciptakan kebijakan yang efektif untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar Sundaya.
Debat pamungkas ini menjadi ajang penting bagi para Paslon untuk meyakinkan publik mengenai visi dan misi mereka dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan di Kabupaten Bandung Barat.
(RED)**